HUBUNGAN BONUS DEMOGRAFI DENGAN KETENAGAKERJAAN
HUBUNGAN BONUS DEMOGRAFI DENGAN
KETENAGAKERJAAN
Bonus Demografi adalah
bonus yang didapat suatu negara karena banyaknya penduduk produktif
(rentang usia 15-64 tahun),sehingga kebutuhan penduduk usia non-produktif bisa terpenuhi.
(rentang usia 15-64 tahun),sehingga kebutuhan penduduk usia non-produktif bisa terpenuhi.
Ketenagakerjaan adalah penduduk
yang sudah masuk usia produktif , yang
sudah memiliki pekerjaan (sedang bekerja), atau yang sedang mencari pekerjaan
(belum bekerja tetapi sudah dalam usia produktif).
Bonus Demografi dan
Ketenagakerjaan memang sangat berhubungan, usia produktif memiliki rentang usia 15-64 tahun dan pada
usia itulah penduduk mulai bisa dikatakan tenaga kerja, walaupun masih banyak
para penduduk diindonesia mulai mencari pekerjaan pada usia diatas 20 tahun dan
pada usia 15-20 tahun itu dihabiskan untuk belajar,dan pembatasan usia bekerja
juga sudah dipotong dengan adanya sistem pensiunan, biasanya dikatakan pensiun
pada usia sekitar 60 tahun dan 4 tahun sisa usia produktif kembali tidak
digunakan, jadi setelah dihitung penduduk usia produktif hanya bekerja sekitar 40 tahun dan itu kalau
mendapatkan kerja dengan cepat, lowongan kerja juga mempengaruhi cepat atau
lambatnya seseorang mendapatkan pekerjaan.
Sebenarnya program
pemerintah untuk membentuk program KB sangat cocok karena dikatakan penduduk di
indonesia pada tahun 2015 bisa mencapai 300 juta jiwa, itu terjadi jika program
KB tidak berjalan dengan baik, Sekarang ini sudah 237 juta, hingga
akhir tahun mungkin 241 juta jiwa.[1]
Bonus demografi juga
dapat tercapai jika banyaknya lowongan kerja bisa menampung banyaknya tenaga
kerja yang menganggur,jika sedikitnya lowongan kerja yang ada malah bonus
demografi itu sendiri bisa membawa masalah, karena seharusnya para penduduk
usia produktif bekerja, dan bisa
membiayai penduduk usia non-produktif,jadi penduduk usia produktif yang
menganggur itu hanya menambah beban para penduduk usia produktif yang bekerja
karena seharusnya para penduduk usia produktif yang bekerja hanya membiayai
penduduk usia non-produktif .
Bonus demografi yang
seharusnya menguntungkan karena arti dari bonus demografi adalah banyaknya usia
produktif dibandingkan usia non-produktif ,yang seharusnya penduduk usia
produktif bekerja sehingga dapat membiayai usia non-produktif,yang menyedihkan
usia produktif malah tidak bekerja atau menganggur, salah satu penyebabnya
adalah kurangnya lowongan kerja ,itulah yang membuat bonus demografi tidak
berhasil.
Program KB dari
pemerintah itu sebenarnya di buat untuk memperkecil jumlah penduduk di
indonesia agar jumlah penduduk dengan lowongan kerja bisa setara sehingga tidak
ada lagiyang namanya pengangguran.
Kalaupun program KB
berjalan dengan baik masih ada masalah yang timbul yaitu adanya pergaulan bebas
yang menyebabkan bertambahnya penduduk, yang lebih menyedihkan lagi pergaulan
bebas terjadi di kaum remaja yang mereka saja mungkin belum mempunya uang untuk
membiayai hidup mereka sendiri, sangat disayangkan.
Saya berharap program
KB berjalan dengan lancar dan berhasil, lowongan kerja juga diperbanyak, tidak
ada lagi pengangguran, yang paling saya harapkan pemuda dan pemudi di indonesia
tidak merusak bangsa kita sendiri dengan melakukan pergaulan bebas.
Kemalasan penduduk
untuk bekerja bisa berdampak buruk bagi bangsanya karna target untuk mencapai
bonus demografi akan gagal bahkan bisa merugikan karna angka ketergantungan
menjadi lebih banyak dan selain kemalasan penduduk ada juga yang membuat bonus
demografimenjadi tidak berhasil yaitu kurangnya lowongan kerja di indonesia
sehingga pengangguran pun terjadi lagi
[1]
Perkiraan peduduk indonesia tahun 2015 dikutip dari http://www.tempo.co/read/news/2011/09/27/060358499/2015-Jumlah-Penduduk-Indonesia-Bisa-Mencapai-300-Juta
Comments
Post a Comment
Pembaca yang baik selalu meninggalkan jejak ^_^